Thursday, 23 August 2012

Nilai Kehidupan


Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".

Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

=================================================

Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.

Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.

Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!

Tuesday, 14 August 2012

Allah Turut Bekerja

Ada seorang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal. Ia terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Kemudian dia berdoa supaya TUHAN menyelamatkannya. Setiap hari ia selalu menatap ke langit dan berharap pertolongan akan segera datang.
Setiap hari ia terus berharap, namun tidak ada satupun yang datang. Dalam kelelahannya, akhirnya pria tersebut berhasil membangun gubuk kecil dari kayu-kayu kering yang berhasil ia kumpulkan untuk melindungi dirinya dari cuaca dan menyimpan beberapa barang yang tersisa.
Tetapi suatu hari, saat ia pergi mencari makan, gubuk kecil itu terbakar habis hingga asapnya mengepul ke langit dan ia harus kehilangan semua yang ia miliki.
Dalam kesedihan dan kemarahan ia berseru, “TUHAN, teganya Engkau mengijinkan semua kemalangan ini terjadi padaku!”, sambil  ia meneteskan mata dan merenungi nasibnya.
Keesokkan harinya, pagi-pagi ia terbangun boleh suara kapal  yang mendekati pulau itu dan menyelamatkannya.
“Bagaimana kalian tau bahwa aku ada di sini?” tanyanya pada penyelamatnya.
“Kami melihat tanda asap yang anda buat,” jawab mereka.

Mudah sekali bagi kita untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena TUHAN tetap bekerja di alam hidup kita, sekalipun kita berada dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, itu adalah “tanda asap” supaya TUHAN datang menolong. Ketika kejadian buruk terjadi dalam hidup ini kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa TUHAN pasti mempunyai rencana yang jauh lebih indah untuk kita.

Renungkanlah ini:

L  Ketika aku berkata, “Itu tidak mungkin.”
C  TUHAN berkata, “Tidak ada hal yang mustahil bagiKu.” (Lukas 18:27)
L  Ketika aku berkata, “Aku terlalu lelah.”
C  TUHAN berkata, “Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)
L  Ketika aku berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintai aku.”
C  TUHAN berkata, “Aku mengasihimu.” (Yohanes 3:16, Yohanes 13:34)
L  Ketika aku berkata, “Aku tidak sanggup lagi.”
C  TUHAN berkata, “Kasih karuniaKu cukup bagimu.” (2 Korintus 12:9, Mazmur 91:15)
L  Ketika aku berkata, “Aku tidak mengerti.”
C  TUHAN berkata, “Aku akan menuntun langkah-langkahmu.” (Amsal 3:5-6)
L  Ketika aku berkata, “Aku tidak punya.”
C  TUHAN berkata, “Aku akan menyediakan segala kebutuhanmu.” (Filipi 4:19)
L  Ketika aku berkata, “Aku takut.”
L  TUHAN berkata, “Aku tidak memberikan kepadamu roh ketakutan.” (2 Tiotius 1:7)
L  Ketika aku berkata, “Aku kuatir.”
C  TUHAN berkata, “Serahkan segala kekuatiranmu kepadaKu.” (1 Petrus 5:7)
L  Ketika anda berkata, “Aku tidak mempunyai iman yang kuat.”
C  TUHAN berkata, “Aku member setiap orang iman menurut ukurannya.” (Roma 12:3)
L  Ketika aku berkata, “Aku tidak pandai.”
C  TUHAN berkata, “Aku memberikan padamu hikmat.” (1 Korintus 1:30)
L  Ketika aku berkata, “Aku merasa sendirian.”
C  TUHAN berkata, “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.” (Ibrani 13:5)

Ingatlah kawan, “..... Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia…..” (Roma 8:28)


Saturday, 4 August 2012

Teman Sejati


Ada sebuah pohon yang sedang berbuah lebat, buahnya terlihat kuning keemasan sangat menggiurkan.
Seekor burung jalak terbang ke pohon tersebut, dengan suara keras berteriak memuji pohon tersebut.
"Pohon yg subur, engkau terlihat indah dgn buah² pohon ini."
Pohon setelah mendengar pujian tersebut berkata kepada burung jalak, "Teman, tinggallah ditempat saya!."

Kemudian, seekor burung kenari terbang ke pohon ini, menghadap pohon ini sambil bernyanyi, "Pohon ini sangat hijau, buahnya sangat wangi, sangat bagus."
Pohon berkata kepada burung kenari ini, "Jika engkau ingin memakan buah, silahkan ambil saja!"

Seekor burung pelatuk terbang ke pohon ini, dia mematuk-matuk di sana-sini di badan pohon buah, membuat pohon buah sangat. kesakitan, sambil menjerit kesakitan berteriak kepada burung pelatuk. Burung pelatuk berkata, "Saya melihat di dalam tubuh Anda ada seekor ulat, saya ingin mematuknya keluar, jika tidak, maka Anda akan sakit dimakan ulat..."

Si pohon dengan marah berkata, "Omong kosong, engkau mematuk saya, sengaja ingin membunuh saya, cepat pergi dari sini!" Burung pelatuk akhirnya terbang pergi.

Tidak berapa lama kemudian, pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning kemudian gugur.

Akhirnya dahannya juga layu, tdk bisa berbuah lagi.

Burung jalak terbang meninggalkannya.., burung kenari juga tidak datang bernyanyi lagi..

Pada saat ini burung pelatuk datang lagi, walau bagaimanapun pohon menjerit kesakitan, dia tidak peduli, mematuk terus sampai seluruh ulat di tubuh pohon terpatuk habis.

Beberapa waktu kemudian, pohon ini tumbuh kembali, daun² hijau mulai terlihat, kemudian berbuah lagi.

Pada saat ini, pohon dengan perasaan terharu berkata, "Yang bernyanyi dan memuji Anda belum tentu adalah seorang teman, tetapi yang bersedia menunjukkan kekurangan Anda, juga bisa membantu Anda, inilah teman sejati."

Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. (Amsal 27 : 6)


RENUNGAN :
Belajar melihat mana yg bener2 teman & mana yg sekedar memanfaatkan..