Tuesday, 26 June 2012

Pilihan


Seorang teman saya berkata bahwa manusia hidup di tengah pertempuran abadi antara Setan dan Malaikat.
 
Manusia memiliki dua sisi kehidupan
Apa yang nampak setiap hari adalah hasil pertempuan setan dan malaikat yang ada dalam hatinya.
Saat malaikat menang, maka manusia itu akan menjadi seorang yang baik
Namun saat setan yang menang maka sisi buruk kehidupan lah yang akan muncul
Walaupun demikian manusia memiliki hal untuk memilih dan menentukan sisi mana yang akan dimunculkannya.

Ada sebuah dongeng mengenai seorang pemuda dan seorang wanita siluman
Wanita siluman ini di siang hari ia sering menjelma menjadi seorang wanita cantik untuk mencari dan mendekati mangsa yang akan dimakan nya pada malam hari.
Suatu hari si pemuda ini bertemu dengan siluman wanita yang sedang menjelma menjadi wanita cantik tersebut.
Mereka berdua saling jatuh cinta.
Namun siluman tersebut masih berusaha menyembunyikan jati dirinya yang sesungguhnya sampai suatu ketika sang pemuda melamarnya untuk dijadikan istrinya.
Dalam kebingungan nya akhirnya siluman itu menyingkapkan rahasia yang selama ini selalu ditutupinya.
Namun karena begitu besar cinta pemuda itu, ia tetap menerima kenyataan itu.
Akhirnya siluman itu memberi pilihan.
“Baiklah, aku mau kau nikahi dengan satu syarat, karena aku seorang siluman, maka kamu harus memilih, apakah kamu mau aku menjadi siluman di siang hari dan menjadi manusia di malam hari, atau aku harus menjadi manusia di siang hari dan menjadi siluman di malam hari?”
Dan karena cintanya yang begitu besar pemuda itu membiarkan wanita tersebut untuk memilih sendiri.
Dan ternyata siluman itu memilih untuk menjadi manusia siang dan malam untuk menemani sang pemuda itu, walaupun untuk itu ia harus membiarkan sisi gelap dalam hidupnya mati.

Banyak kali kita akan diperhadapkan dalam pilihan-pilihan sulit seperti itu.
Kita tidak dapat memilih orang tua kita
Kita tidak dapat memilih anak-anak kita
Kita tidak dapat memilih jenis kelamin kita
Bahkan kita tidak dapat memilih untuk menghapus masa lalu kita
Karena itu semua adalah wewenang Illahi
Tapi ada banyak hal yang bisa kita lakukan selain menangis dan menyesali nasib
Kita masih bisa memilih masa depan kita
Kita masih bisa memilih masa depan anak-anak kita

Bahkan jika kita beranggapan bahwa masa lalu kita ibarat nasi yang telah menjadi bubur, bukankah kita masih bisa menjadikannya bubur ayam special yang enak ?
Dan jika istri dan anak kita ibarat jeruk yang asam, bukankah kita masih dapat menjadikannya es jeruk yang menyegarkan?
Setiap saat ‘siluman’ dalam hati kita akan ‘meminta makan’, namun apakah kita akan memilih untuk tetap hidup di dua dunia seperti itu, atau kita akan memutuskan untuk menjalani ‘siang’ dan ‘malam’ sebagai ‘manusia’?

Pilihan ada di tangan kita
Jika kita menginginkan hidup yang penuh cinta dan ‘live happily ever after’ seperti dalam kisah dongeng, mungkin kita bisa mencoba meniru pilihan hidup siluman itu.
Atau kita mau menjadi dua sisi mata uang yang terus berubah untuk dipermainkan dalam pertandingan perebutan kekuasaan yang tak akan pernah berakhir?

Berhenti dan Dengarkan


Ini sangatlah luar biasa. Mohon luangkan waktu Anda sejenak untuk membaca:

Seorang pria duduk di stasiun di Washington DC dan mulai bermain biola. Saat itu pagi Januari yang dingin. Dia memainkan 6 lagu Bach selama kurang lebih 45 menit. Di waktu tersebut, karena pada jam sibuk, di perkirakan ada sekitar 1,100 orang melewat stasiun tersebut, banyak diantara mereka dalam perjalanan kerja.

Tiga menit berlalu, dan ada seorang pria tua memperhatikan bahwa ada seorang musisi bermain. Dia memperlambat kecepatannya, dan berhenti beberapa detik, dan kemudian dengan segera tergesa-gesa untuk menemui jadwalnya.

Semenit kemudian, pemain biola itu menerima tips 1 dollar pertamanya: seorang wanita melemparkan uang tersebut tanpa berhenti dan melanjutkan berjalan.

Beberapa menit kemudian, seseorang bersandar di dinding untuk mendengarkannya, tetapi pria tersebut melihat jamnya dan mulai berjalan lagi. Jelas bahwa dia terlambat untuk kerja.

Seseorang yang memperhatikan dengan sangat adalah seorang bocah berumur 3 tahun. Ibunya membawanya serta, terburu-buru tetapi anak tersebut berhenti untuk melihat sang pemain biola. Akhirnya, ibunya mendorong dengan kuat, dan anak tersebut kembali berjalan, sambil membalikkan kepalanya. Aksi ini terulang oleh beberapa anak lainnya. Setiap orang tua, tanpa terkecuali, memaksa mereka untuk lanjut berjalan.

Dalam 45 menit musisi itu bermain, hanya 6 orang yang berhenti dan berdiam diri untuk sesaat. Sekitar 20 orang memberikannya uang, tetapi lanjut berjalan dalam kecepatan normal mereka. Dia mengumpulkan $32. Ketika dia selesai bermain dan keheningan muncul, tidak ada seorang pun memperhatikannya. Tidak ada seorangpun yang bertepuk tangan atau ada penghargaan apapun.

Tidak ada seseorangpun yang mengetahuinya, bahwa sang pemain biola adalah Joshua Bell, salah seorang musisi paling bertalenta di dunia. Ia baru saja memainkan salah satu musik terumit yang pernah dituliskan, dalam sebuah biola seharga 3.5 juta dollar.

Dua hari sebelum permainannya di kereta api bawah tanah, Joshua Bell bermain dalam sebuah teater di Boston dengan tiket yang sold-out dengan harga rata-rata $100.

Ini adalah cerita nyata. Joshua Bell menyamar untuk bermain di stasiun dan acara tersebut diatur oleh Washington Post sebagai bagian dari eksperimen sosial tentang persepsi, rasa dan prioritas dari orang-orang. Bahan percobaannya adalah: dalam sebuah lingkungan yang umum pada waktu yang tidak tepat: Apakah kita menghargai sebuah keindahan? Apakah kita akan berhenti untuk menghargainya? Apakah kita akan mengenal talenta tersebut dalam konteks yang tidak terduga?

Salah satu kesimpulan yang mungkin bisa diambil dari percobaan ini adalah:

Jikalau kita tidak memiliki waktu untuk berhenti dan mendengarkan salah seorang musisi terbaik di dunia memainkan musik terbaik yang pernah ditulis, berapa banyak hal lainnya yang kita telah kehilangan?

Berhentilah sejenak dan dengarkan.

Sering kali kita bergerak terlalu cepat dan terburu-buru sehingga kita kehilangan begitu banyak hal berharga di dalam hidup kita.

Sunday, 17 June 2012

Gaji Papa Berapa?




Seperti biasa Alex, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Tina, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Alex sambil mencium anaknya.
Biasanya Tna memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Tina menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Tina singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam
dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Tina berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Alex beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Tina berlari mengikutinya. "Kalo
satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Alex
Tetapi Tina tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,
Tina kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa..."
Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan
Tina. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Alex nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Tina di
kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Tina didapati sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata,
"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Tina. Tapi buat apa sih minta uang
malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Alex.

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".
"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Alex lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga
puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada
Rp.15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku
kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Tina polos.

Alex pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

Bagaimana dengan Anda berapa uang yang harus dibayar oleh keluarga Anda untuk bisa bersama Anda?

Wednesday, 13 June 2012

Anak Belajar Dari Pengalamannya




Jika anak dibesarkan dengan celaan
                        Ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan
                        Ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan
                        Ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba
                        Ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok
                        Ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati
                        Ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan
                        Ia belajar merasa bersalah

Y  Jika anak dibesarkan dengan dorongan
          Ia belajar percaya diri
Y  Jika anak dibesarkan dengan toleransi
          Ia belajar menahan diri
Y  Jika anak dibesarkan dengan pujian
          Ia belajar menghargai
Y  Jika anak dibesarkan dengan penerimaan
          Ia belajarmencintai
Y  Jika anak dibesarkan dengan dukungan
          Ia belajar menyenangi diri
Y  Jika anak dibesarkan dengan pengakuan
          Ia belajar mengenali tujuan
Y  Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi
          Ia belajar kedermawanan
Y  Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan
          Ia belajar kebenaran dan keadilan
Y  Jika anak dibesarkan dengan rasa aman
          Ia belajar menaruh kepercayaan
Y  Jika anak dibesarkan dengan persahabatan
          Ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Y  Jika anak dibesarkan dengan ketentraman
          Ia belajar berdamai dengan pikiran


Dorothy Louise Law Nolte Ph.D
(1924 – 2005)

Tuesday, 12 June 2012

Rajawali


Aku selalu merasa takjub melihat rajawali yang terbang tinggi di angkasa. Rajawali merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor Rajawali harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika Rajawali berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, Rajawali hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan --- suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, Rajawali harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, Rajawali harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu Rajawali yang baru sudah tumbuh. Rajawali mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, Rajawali tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Anda adalah Rajawali-Rajawali itu.

Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah!

Wednesday, 6 June 2012

Kopi Panas


Matius  6 : 25
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Sekelompok alumni , yang sudah mapan dalam karirnya, sedang berbincang-bincang pada saat reuni dan memutuskan untuk pergi mengunjungi profesor universitas mereka yang sekarang sudah pensiun.
Pada waktu mereka berkunjung, pembicaraan mereka berubah menjadi keluhan mengenai stres pada kehidupan dan pekerjaan mereka.

Professor itu menyajikan coklat panas pada tamu-tamunya, ia pergi ke dapur dan kembali dengan coklat panas di teko yang besar dan beberapa macam cangkir - porselen, gelas, kristal, dan beberapa cangkir yang biasa-biasa saja, ada beberapa yang mahal, ada beberapa yang cantik - dan mengatakan kepada mereka untuk mengambil sendiri coklat panas tersebut.

Ketika mereka semua memegang secangkir coklat panas di tangan mereka, professor itu berkata: "Lihatlah semua cangkir yang bagus, mahal semuanya telah diambil, yang tertinggal hanyalah yang biasa dan yang murah. Adalah normal bagi kalian untuk menginginkan yang terbaik bagi kalian semua, itu adalah sumber dari masalah dan stress kalian. Cangkir yang kalian minum tidak menambahkan kualitas dari coklat panas tersebut. Pada kebanyakan kasus itu hanya menambah mahal dan bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah coklat panas, bukan cangkirnya; tetapi secara tidak sadar kalian menginginkan cangkir yang terbaik. Dan kemudian kalian mulai saling melihat dan membandingkan cangkir kalian masing-masing"

Kemudian dia berhenti dan berkata, "Sekarang pikirkan ini:
Kehidupan adalah coklat panas;
Pekerjaan, Uang, dan Kedudukan di masyarakat adalah cangkirnya.
Itu hanyalah alat untuk memegang dan memuaskan kehidupan.
Cangkir yang kau miliki tidak akan menggambarkan, atau mengubah kualitas kehidupan yang kalian miliki.
Terkadang, dengan memusatkan perhatian kita hanya pada cangkirnya, kita gagal untuk menikmati coklat panas yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
Tuhan membuat coklat panasnya, tetapi manusia memilih cangkirnya.
Orang-orang yang paling bahagia tidak memiliki semua yang terbaik
Mereka hanya berbuat yang terbaik dari apa yang mereka miliki.
Hiduplah dengan sederhana.
Mengasihilah dengan murah hati.
Memperhatikanlah sesama dengan sungguh-sungguh.
Berbicaralah dengan ramah.

Dan nikmatilah coklat panas kalian!